SUARA PONOROGO – Kebijakan baru dari Pemerintah Kabupaten Ponorogo, terutama Dinas Pendidikan, untuk mewajibkan siswa sekolah dasar mengenakan busana tradisional khas Ponorogo dalam kurun waktu tanggal 21 hingga 24 Agustus telah mendapatkan sambutan positif dari berbagai pihak.
Salah satu sekolah di Ponorogo yang merespons baik kebijakan ini adalah SD Immersion, di mana kepala sekolahnya, Charish Maahadi, telah memberikan dukungan penuh terhadap langkah pelestarian budaya ini.
Charish Maahadi menjelaskan langkah mewajibkan siswa mengenakan baju tradisional Ponorogo merupakan langkah yang tepat dalam upaya melestarikan warisan budaya daerah.
Ia menyatakan, “kita melestarikan budaya benar-benar diapresiasi dan ditindaklanjuti oleh dinas terkait, Kami sangat mendukung langkah ini dan berterima kasih kepada pemerintah daerah yang telah menginisiasi kebijakan ini.”
Baca Juga:Survei Cawako: Wong Palembang Lebih Pilih Sosok Birokrat Ketimbang Orang Parpol
SD Immersion sendiri telah menjadi pionir dalam pemakaian busana tradisional sejak tahun 2007.
Dalam perjalanan panjang pelestarian budaya, sekolah ini telah memainkan peran penting dalam menjaga agar nilai-nilai tradisional tetap hidup di tengah arus modernisasi.
Sambutan positif tak hanya datang dari pihak sekolah dan guru, tetapi juga dari para orang tua siswa.
Agustin salah satu wali murid mengungkapkan
“dengan menggunakan busana tradisional, putranya yang baru duduk di kelas 2 SD sangat senang karena sekolah berasa bermain”ungkapnya yang merasa senang dengan langkah ini.
Baca Juga:Harta Kekayaan Kepala Daerah Banten Arief Rachadiono yang Mencapai Puluhan Miliar
Kebijakan ini menjadi bukti nyata komitmen Pemkab Ponorogo dalam menjaga kekayaan budaya daerah.
Semoga langkah ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam menjalankan upaya serupa untuk melestarikan budaya dan mengajarkan nilai-nilai tradisional kepada generasi muda.
Quoted From Many Source