AMMAN – Yordania tidak akan terlibat lagi dalam pengusiran warga Palestina dari rumah mereka, kata Menteri Luar Negeri Ayman Safadi pada Rabu, (18/10/2023).
Kerajaan Hashemite melakukan semua yang mereka bisa untuk menghentikan konflik tetapi akan memperlakukan setiap upaya untuk menggusur warga Palestina sebagai “deklarasi perang,” kata Safadi merujuk pada Yordania, seperti dikutip oleh outlet Roya News.
Amman tidak akan membiarkan “bencana baru” atau membiarkan Israel “mengalihkan krisis yang diciptakan dan diperburuk oleh pendudukan ke negara-negara tetangga,” tambahnya sebagaimana dilansir RT.
Bencana, atau ‘Nakba’, adalah sebutan orang Palestina pada eksodus mereka pada 1948 dari wilayah yang diklaim oleh Israel. Yordania akhirnya mencaplok Tepi Barat sementara Mesir menguasai Gaza, namun Israel merebut kedua wilayah tersebut pada 1967. Yordania menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1994, menetapkan “perbatasan administratif” antara kerajaan tersebut dan Tepi Barat, tanpa mengurangi kepemilikan wilayah tersebut. status masa depan.
Mengusir paksa warga Palestina dari Gaza ke negara lain merupakan kejahatan perang, kata Safadi, seraya menuduh Israel telah terlibat dalam kejahatan perang terhadap warga Palestina di sana.
“Tidak ada pembenaran atas apa yang dilakukan Israel di Gaza,” kata Menteri Luar Negeri Yordania itu. “Kami menuntut agar perang dihentikan, agar bantuan kemanusiaan dapat masuk ke Jalur Gaza dan melindungi warga sipil.”
Pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan perang terhadap Gaza setelah 7 Oktober, ketika Hamas meluncurkan ratusan roket ke Israel dan mengirim militan ke desa-desa Yahudi di dekatnya. Lebih dari 1.300 warga Israel tewas dalam serangan itu, menurut pemerintah di Yerusalem Barat.
Follow Berita Okezone di Google News
Quoted From Many Source